Sabtu, 12 Juni 2010

MEMBUAT KEPUTUSAN

MEMBUAT KEPUTUSAN

P E N D A H U L U A N

Kewirausahaan merupakan keahlian yang membutuhkan banyak kemampuan dari wirausaha itu sendiri. Segala aspek dari kemampuan seorang wirausaha dibutuhkan, terutama kemampuan teknik yang membutuhkan kemampuan skill atau keahlian. Komitmen merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, hal ini karena komitmen merupakan salah satu kunci keberhasilan dari usaha yang dijalankan oleh seorang wirausaha.

Setelah komitmen tertanam dalam diri setiap wirausaha, maka sebagai orang yang berjiwa wirausaha yang berhasil harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai kondisi apapun. Karena setiap keputusan yang diambil akan berakibat langsung terhadap usaha yang dirintisnya.

Kegiatan Belajar Ke-

A. MATERI PEMBELAJARAN

1. Masalah dan Jenis Masalah

Setiap orang yang normal menghadapi masalah dalam berbagai ukuran dan karaktristik. Ada masalah besar dan kecil, berat dan ringan, rumit dan tidak rumit, mendesak dan kurang mendesak, gawat dan kurang gawat, pribadi dan non pribadi, teknis dan non teknis, psikologis dan non psikologis, yang mudah dan sulit dihadapi, ada yang dapat dipecahkan seketika, ada yang memerlukan dalam waktu lama, ada masalah keuangan, harga diri, kepercayaan diri, pemasaran, produksi, SDM, manajemen, komunikasi, serta hubungan antar pribadi. Seseorang tidak dapat menghindar dari suatu masalah tanpa menghadapi masalah lain. Hal ini sudah kehendak Tuhan, masalah itu akan datang tanpa kita undang.

a. Pengertian dari masalah
Ada beberapa pengertian apa yang disebut masalah :
1) Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara rencana dengan
pelaksanaannya.
2) Masalah adalah deviasi atau penyimpangan dari standar atau dari apa yang dianggap normal.
3) Sesuatu terjadi masalah karena dipermasalahkan.
4) Hambatan yang dihadapi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu dan orang itu tidak
langsung mengetahui bagaimana memecahkannya serta berangsur-angsur mengetahui cara
pemecahannya dengan menggunakan energi kognitif tertentu.

b. Ciri-ciri masalah
Permasalahan yang dihadapi oleh wirausahawan, hendaknya berupa masalah-masalah
aktual dan menarik.
Menurut Dewey, seorang wirausahawan yang berpikir reflektif itu hendaknya :
1) Merasa bimbang, bingung, dan kesulitan.
2) Merumuskan masalah yang ingin dipecahkan.
3) Menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara pemecahan masalah, sehingga kebimbangan dapat diatasi.
4) Mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik melalui penalaran.
5) Mengambil kesimpulan yang didukung fakta-fakta atau bukti-bukti eksperimental yang valid dan menolak kesimpulan yang tidak didukung oleh data yang tidak valid.

2. Pemecahan Masalah

Salah satu tanggung jawab terpenting seorang wirausahawan adalah berusaha memecahkan masalah secara ilmiah. Di bawah ini dikemukakan kriteria yang mungkin sangat berguna jika seorang wirausahawan ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkan.
a. Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik ?
b. Apakah pemecahan masalah itu sudah logis ?
c. Apakah persoalan-persolan tambahan yang timbul dapat diselesaikan dengan baik ?

Adapun prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah, adalah sebagai berikut :
a. Kenalilah persoalan secara umum.
b. Identifikasikan problem-problem utama yang terkait.
c. Tentukan fakta-fakta dari data-data penting yang berkaitan dengan masalah.
d. Carilah sebab-sebab problem itu.
e. Pertimbangkan berbagai kemungkinan jalan keluar dari problem tersebut.
f. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik.
g. Periksalah apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.

3. Penentuan Keputusan

Menurut Rachmad Kusmidi, pemecahan masalah dan penentuan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah. Mulai dari identifikasi, pengumpulan dan penganalisaan data informasi, pemilihan alternatif serta pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang belum memuaskan.
Dari definisi tersebut di atas kita dapat melihat ada tiga sifat penting dalam proses pemecahan dan penentuan keputusan, adalah sebagai berikut :
a. Sistematis
Sistematis berarti proses tersebut harus teratur menurut pola yang tersusun rapi menggunakan metode yang baik dan tidak asal-asalan.
b. Analisis
Analisis berarti setiap fakta dan data diolah, dianalisis secara cermat dan tepat sesuai dengan jenis permasalahannya.
c. Rasional atau logis
Rasional berarti proses analisis sangat sistematis tersebut harus dapat diterima oleh akal pikiran yang sehat.

Menurut Herbert A Simon ada dua tipe dasar keputusan, yaitu :
a. Keputusan terprogram adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang.
b. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang dikeluarkan sekali dan umumnya tidak terstruktur dibandingkan keputusan yang dikeluarkan sekali.

Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam kegiatan usaha seperti bagaimana menjamin kualitas produk. Bagaimana memasarkan produk tersebut dan bagaimana membentuk hubungan yang menguntungkan. Berbagai tipe dasar pemikian harus dikembangkan. Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah sistematis, berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah.

Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat berlangsung di dalam memecahankan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan, keinginan dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
b. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan.
c. Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubunan dengan masalah yang dipikirkan.
d. Mengolah faktor-faktor dengan pola berpikir tertentu baik secara induktif maupun deduktif.
e. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
f. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
g. Menemukan dan meyakini gagasan.
h. Mencetuskan gagasan itu baik secara lisan maupun tulisan.

Setiap wirausaha dalam memecahkan dan menentukan keputusan akan selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Ada 4 dimensi faktor yang intensitas pengaruhnya cukup besar kepada seorang wirausahawan dalam memecahkan masalah dan menentukan keputusan, antara lain :
a. Faktor psikologis
Faktor-faktor yang berhubungan dengan psikolois yaitu suasana jiwa yang cemas pemikirannya akibat intuisi dan sebagainya.
1) Suasana jiwa
Dalam susana jiwa seorang wirausaha terdapat pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bisnis yang dikelolanya. Hal ini merupakan suatu “paksaan” bagi seorang wirausahawan dalam mengambil keputusan.
2) Yang cemas memikirkan akibat
Seorang wirausahawan dalam memecahkan masalah dan menetukan keputusan sering mengalami yang cemas memikirkan akibatnya. Hal ini tentu akan menghambat pemecahan suatu masalah dan penentuan keputusan yang harus dijalanakn. Hal ini yang sangat menonjol apabila menyangkut manusia, misalnya mengenai karyawan, karyawan harus disiplin dalam memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen harus cepat, tepat, dan memuaskan konsumen.
3) Ambisi
Seorang wirausahawan memiliki faktor kejiwaan yang sulit diukur dan merupakan sifat kejiwaan yang berakibat baik atau sebaliknya. Seorang wirausahawan yang terlalu berambisi ingin cepat meraih sukses kadang-kadang lupa dengan resiko yang mungkin terjadi dengan langkah-langkah yang ditempuh.
4) Intuisi (naluri)
Seorang wirausahawan memiliki faktor kejiwaan yang sulit diukur dan dikendalikan, bahkan sering terjadi intuisi bertentangan dengan pikiran logis. Sering juga intuisi disebut indra keenem yang dapat membimbing seorang wirausahawan dalam memecahkan masalah yang rumit dan dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Intuisi atau naluri kadang-kadang menghambat seseorang untuk mengembangkan kreativitas berpikir.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan kerja, lingkungan masyarakat, lingkungan budaya, lingkungan agama, serta iklim, besar pengaruhnya dalam memberikan corak dan warna keputusan yang diambil seorang wirausahawan.
1) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang hiruk pikuk seperti di pasar, di kota atau di tempat-temapt lain yang ramai umumnya menuntut tindakan yang serba cepat. Lain halnya di labolatorium, di lembaga penelitian, atau di sekolah yang suasana lingkungan kerjanya sepi dan tenang. Di lingkungan tersebut lebih didasarkan pada kecermatan dan pemikiran yang matang.


2) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat pengaruhnya akan terasa apabila masalah yang harus dipecahkan dan diputuskannya ada kaitannya dengan lingkungan masyarakat tersebut, misalnya masalah bagaimana memotivasi masyarakat agar mau berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang ada di daerahnya. Masyarakat desa yang rasa kebersamaannya masih kuat akan lebih mudah diajak dari masyarakat kota yang umumnya lebih individualistis.
3) Lingkungan budaya
Lingkungan budaya, adat, dan agama merupakan lingkungan yang mempengaruhi pemecahan masalah serta memberikan warna pada keputusan yang dibuat wirausahawan. Contohnya wirausahawan yang berasal dari lingkungan adat dan budaya Jawa akan berbeda dengan yang berasal dari daerah budaya Batak dalam menghadapi suatu masalah yang sama, dan dalam memecahkan masalahnya mungkin akan berbeda pula.
c. Faktor pendidikan dan intelegensi
Pendidikan yang bersifat formal seperti di sekolah, universitas, pusat pendidikan dan pelatihan, serta kursus-kursus maupun yang tidak formal seperti pengalaman, penetahuan dari membaca buku, menonton film, televisi, mendengarkan ceramah, simposium, seminar sehari, dan sejenisnya akan memberikan pengaruh yang kuat bagi seorang wirausahawan dalam menghadapi masalah yang dialaminya. Demikian pula, tempat dia memperoleh ilmu pengetahuan serta sikap dia memperoleh ilmu pengetahuan tersebut akan turut mewarnai dalam menghadapai masalah secara normatif. Seyogyanya seseorang yang memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih mampu dari seseorang yang kurang berpendidikan dalam menghadapai dan memecahkan masalah, akan tetapi tidak jarang seorang yang tidak mengenyam pendidikan yang tinggi tetapi ditunjang oleh faktor atau dimensi lain, dia lebih mampu menghadapi permasalahan yang rumit karena dia lebih berani menanggung resiko atau punya naluri yang taJam.
d. Faktor sumber daya
Yang dimaksud dengan sumber daya dalam hal ini adalah seluruh kemampuan yang dimiliki oleh organisasi yang dikuasai atau menjadi wewenag wirausaha untuk mengatur dan mengarahkannya termasuk dalam faktor loan, antara lain : uang, materi, sarana dan peralatan, tenaga kerja, serta Jam bahkan untuk organisasi perusahaan juga faktor pemasaran.

4. Sumber-sumber Informasi

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat seorang wirausahawan sangat membutuhkan sumber-sumber informasi bisnis yang lengkap dan akurat. Di samping itu harus lengkap, sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya. Apabila sumber-sumber informasi datanya kurang lengkap, maka di dalam pengambilan suatu keputusan dan kesimpulan serta saran-saran yang akan dikemukakan kemungkinan kurang sempurna.

Di dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi merupakan landasan untuk mengamati bentuk usaha atau bisnis pada masa yang akan datang.
1) Informasi atas orang termasuk juga informasi pokok yang dituntut gaji dan upah karyawan.
2) Informasi atas keseluruhan investasi dan investasi perdeviasi, harta, kelompok, dan sebagainya.
3) Informasi dalam operasi sehari-hari, penerimaan kas, pembayaran-pembayaran dalam usaha, neraca laba-rugi, dan sebagainya.
4) Fakta dan angka untuk bisnis strategis yang memungkinkan wirausahawan mengambil keputusan mengenai perluasan usaha, konstruksi, pabrik, produk, gudang, dan pemasaran.

Mencari informasi itu memerlukan pengamatan yang cermat dan teliti terhadap :
1) Informasi mengenai seluk beluk pemasaran untuk bidang usaha yang digeluti.
2) Informasi mengenai seluk beluk manajemen yang diperlukan.
3) Informasi mengenai pengalaman dan penelitian usaha.
4) Informasi mengenai sumber dana.
5) Informasi mengenai pemasaran dan penjualan produk.
6) Informasi mengenai administrasi dan pembuktian.
7) Perawatan peralatan.
8) Informasi mengenai Produksi.
9) Informasi mengenai model desain produk.
10) Informasi mengenai harga promosi dan distribusi.

Adapun urutan prioritas tindakan dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan adalah :
1) Mencari informasi yang dibutuhkan dan diinginkan wirausahawan, tetapi belum tersedia.
2) Mencari informasi yang dibutuhkan, tetapi tidak dikendaki dan belum tersedia.
3) Mencari informasi yang dibutuhkan dan tersedia walaupun tak dikendaki.

Sumber-sumber usaha atau bisnis yang dikumpulkan dan diperlukan persyaratannya yaitu :
1) Data-datanya harus lengkap
2) Data-datanya harus dipercaya, dan
3) Data-daranya harus berlaku.

Mencari dan mengumpulkan informasi itu relatif mudah apabila para wirausahawan pintar, cekatan, trampil, berpengalaman, dan pandai berkomunikasi. Kelancaran dalam berkomunikasi ditentukan oleh ketrampilan dalam mengekspresikan diri. Kunci keberhasilan berwirausaha terletak dalam mengelola informasi dan bukan terletak pada banyaknya imformasi.

Keberhasilan wirausahawan yang berhubungan dengan bisnisnya, diantaranya :
1) Sistem nilai para wirausaha.
2) Pengalaman wirausaha dalam bisnis.
3) Harapan masa depan bisnis.
4) Kekuatan dan kelemahan bisnis.
5) Sikap dan perilaku konsumen.
6) Daya beli dan motivasi konsumen.
7) Realitas usaha untuk bisnis.
8) Peluang usaha dalam bisnis.

Sumber-sumber informasi yang dibutuhkan wirausahawan dalam rangka menunjang kebijakan usaha atau bisnis adalah sebagai berikut :
1) Bagian pemasaran dan penjualan.
2) Kedudukan perusahaan di pasar.
3) Bagian pembukuan.
4) Hasil penelitian pasar.
5) Pembeli, konsumen, dan distributor.
6) Hasil penelitian pemasaran.
7) Para pesaing.
8) Wilayah niaga.
9) Media massa.
Dengan perkataan lain, sumber-sumber informasi tersebut diatas dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok :
1) Sumber informasi data primer.
Sumber informasi data primer diantaranya :
a) Langsung dari konsumen sendiri.
b) Langsung dari pedagang perantara.
c) Langsung dari para penjual sendiri.
2) Sumber informasi dari data sekunder
Sumber informasi dari data sekunder diantaranya :
a) Catatan intern perusahaan sendiri.
b) Pemerintah.
c) Catatan ekstern perusahaan.
d) Biro statistik.
e) Perkumpulan dagang.
f) Kadin.
g) Media massa.

5. Manfaat Sumber-Sumber Informasi

Dengan memanfaatkan teknologi informasi akan menimbulkan perubahan pada cara kerja perusahaan, perluasan kompetensi, pemasaran, penjualan, distribusi, promosi, dan lain-lain. Dengan adanya teknologi informasi akan menyebabkan orang-orang dengan cepat mengetahui berita dan dengan cepat pula dapat mengirim berita. Peralatan teknologi informasi banyak menimbulkan perubahan pada berbagai segi kegiatan dalam perusahaan. Dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para wirausahawan akan mengetahui bahwa informasi sangat penting untuk bahan masukan bagi pengambilan suatu keputusan dalam bisnis. Dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi para wirausaha akan mengadakan perubahan atau perbaikan di dalam :
a. Perluasan kompetensi bisnis.
b. Pembuatan produk.
c. Pemasaran dan penjualan produk.
d. Ketenagakerjaan.
e. Cara mengelola bisnis.
f. Memilih produk.
Dari penjelasan materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya sumber-sumber informasi maka para wirausahawan akan dapat :
a. Memilih dan membuat produk dengan lebih cepat dan lebih murah.
b. Memilih dan membuat produk yang bermutu, laku dijual, dan harga bersaing.
c. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.
d. Memilih dan membuat desain baru atau kombinasi.
e. Memilih dan membuat produk yang lebih baik dengan harga relatif murah.

6. Aspek-aspek Pengambilan Keputusan

Aspek-aspek pengambilan keputusan diantaranya :
a. Aspek lingkungan wirausahawan
Lingkungan yang dihadapi wirausahawan ketika ia mengambil keputusan dapat dipisahkan menjadi :
1) Lingkungan internal
a) Lingkungan di dalam organisasi
(1) latar belakang ketrampilan pendidikan dan teknologi wirausahawan serta anggota organisasi lainnya.
(2) ketrampilan managerial yang dimiliki wirausahawan dan anggota organisasi lainnya.
(3) keterlibatan dan komitmen anggota individu dalam mencapai tujuan organisasi.
(4) model komunikasi antar anggota organisasi.
b) Devisi organisasi
(1) jenis teknologi yang dimanfaatkan.
(2) interpendensi antar bagian atau devisi organisasi.
(3) konflik antar bagian atau devisi dalam organisasi.
c) Persamaan visi dan misi anggota organisasi
Persamaan visi dan misi anggota organisasi
(1) tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
(2) proses yang meleburkan individu ke dalam kelompok organisasi untuk turut memberikan sumbangan dalam pengambilan keputusan.

2) Lingkungan ekstenal
a) Pihak lain yang memanfaatkan output organisasi
(1) distributor produk atau jasa
(2) pemakai produk dan jasa (konsumen)
b) Hukum yang berlaku
(1) hukum kontinuitas
(2) hukum adat
c) Kompetitor (pesaing)
d) Keadaan sosial politik
e) Komponen teknologi
(1) memenuhi kebutuhan teknologi baru
(2) perbaikan dan pengembangan produk
b. Pembuat keputusan
Yaitu orang atau kelompok yang mengambil keputusan.
c. Orientasi dalam mengambil keputusan
Pengambilan keputusan biasanya memilik 4 orientasi berbeda dalam mengambil keputusan yaitu orientasi penerimaan, orientasi eksploitasi, orientasi penimbunan, dan oreintasi pemasaran.
1) Orientasi penerimaan
Wirausahawan yang berorientasi penerimaan berpikir bahwa sumber dari semua yang baik ada diluar diri mereka sendiri. Akibatnya mereka sangat tergantung pada saran-saran anggota organisasi lainnya. Jenis ini bukanlah jenis pengambilan keputusan yang baik karena terlalu tergantung kepada orang lain dalam mengambil keputusan.
2) Orientasi eksploitasi
Wirausahawan yang mempunyai orientasi ekdploitasi hampir mirip dengan yang berorientasi penerimaan. Mereka berpikir yang baik berasal dari luar diri mereka dan mereka akan berusaha secara jujur atau tidak untuk mencuri ide yang perlu untuk membuat keputusan yang baik.
3) Orientasi penimbunan
Wirausahawan jenis ini sangat menutup diri dari gagasan yang datang dari luar. Mereka sangat mempertahankan dan memelihara ekstensi mereka selama ini.
4) Orintasi pemasaran
Wirausahawan jenis ini akan mengambil keputusan yang akan menaikkan “harga”. Mereka tidak peduli apakah organisasi menderita kerugian karenanya.
d. Tujuan yang harus dicapai
Pemilihan alternatif dalam mengambil keputusan sangat bergantung pada tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi yang hendak dicapai.
e. Alternatif yang relevan
Suatu situasi dalam mengambil keputusan minimal terdiri dari dua alternatif pilihan, tetapi diantara pilihan-pilihan .
f. Peringkat alternatif
Alternatif-alternatif yang tersedia untuk mengambil keputusan harus diurutkan secara sistematis dari yang paling diinginkan sampai yang paling kurang diinginkan.

7. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat keputusan untuk memeilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasikan atau mengenal masalah yang dihadapi.
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses yang menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.
b. Mencari alternatif pemecahan bagi masalah yang dihadapi.
Setelah masalah dikenali, maka dapat dilakukan pencarian alternatif-alternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam pencarian alternatif hendaknya tidak memikirkan masalah efisiensi dan efektivitas, yang terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif terkumpul barulah disusun berurutan dari paling yang diinginkan sampai pada yang paling tidak diinginkan.
c. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah.
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pemilihan alternatif yang paling memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
1) Apakah pemecahan yang diberikan bersifat logis ?
2) Apakah pemecahan yang diberikan dapat dilaksanakan ?
3) Apakah dampak sampingnya yang akan timbul akibat pelaksanaan dari pemecahan tersebut ?
Untuk melakukan pemilihan ada 3 langkah yang harus diperhatikan :
1) Memperhitungkan sedikit mungkin dampak dari tiap alternatif baik yang positif maupun yang negatif bayangkan bahwa alternatif tersebut telah dipilih dan dilaksanakan.
2) Memperhitungkan seberapa besar kemungkinan dampak tersebut dapat terjadi.
3) Menjadikan tujuan sebagai pedoman. Alternatif yang dipilih hendaknya yang paling menguntungkan atau paling sedikit memberikan kerugian.
d. Melaksanakan alternatif tersebut.
Setelah alternatif dipilih tibalah saatnya untuk melaksanakannya kedalam bentuk tindakan. Pelaksanaan harus sesuai dengan rencana agar tujuan memecahkan masalah dapat tercapai.
e. Mengevaluasi alternatif yang dilaksanakan apakah berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah alternatif dilaksanakan bukan berarti proses pengambilan keputusan telah sukses. Pelaksanaan altenatif harus terus diawasi, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksaan telah dilaksanakan dengan benar, tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, maka sudah waktunya mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi. Atau mungkin muncul pengaruh negatif yang terjadinya tidak diperkirakan.

8. Kondisi Pembuat Keputusan

Sebuah hal yang harus dihadapi oleh semua orang adalah masa depan. Bila masa depan adalah sebuah benda maka bahan baku dari masa depan adalah ketidakpastian. Para ekonom memiliki ungkapan “the most certain things in life are the uncertainly”. Satu-satunya hal yang pasti dalam hidup ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Berkaitan dengan ketidakpastian tersebut, wirausahawan yang tidak dapat sepenuhnya mengetahui hasil dari alternatif yang dipilih. Tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh wirausahawan beragam. Kondisi-kondisi yang dihasapi oleh wirausahawan dalam mengambil keputsan adalah sebagai berikut :
a. Kondisi kepastian sepenuhnya
Kondisi ini hampir tidak pernah ditemui. Dalam kondisi ini, wirausahawan mengetahui dengan pasti dari keputusan yang diambilnya, karena ia mempunyai informasi dan fakta. Contohnya pemilihan kredit di bank, kita mengetahui dengan pasti jumlah uang yang kita kembalikan ke bank karena kita dengan pasti kita mengetahui tingkat suku bunga di bank. Tetapi apakah tidak ada kemungkinan bahwa kondisi politik tiba-tiba terguncang sehingga dapat mempengaruhi suku bunganya.
b. Kondisi ketidakpastian sepenuhnya
Komdisi ini kebalikan dari kondisi sebelumnya. Pada kondisi ini, wirausahawan sama sekali tidak tahu hasil dari keputusan yang diambilnya. Hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya data empiris yang berkaitan dengan keputusan yang diambil tersebut. “sejarah selalu berulang”. Masalah yang terjadi hari ini mungkin pernah terjadi sebelumnya di pihak lain, tetapi tidak persis sama. Dengan mempelajari bebagai pihak lain dapat diperkirakan kemungkinan behasil atau gagalnya sebuah alternatif yang diambil, kondisi ketidakpastian sepenuhnya juga sangat jarang terjadi dalam kehidupan.
c. Kondisi resiko
Kondisi resiko terletak diantara kondisi kepastian sepenuhnya dan ketidakpastian sepenuhnya, kondisi resiko terjadi bila wirausahawan hanya memiliki sedikit informasi mengenai hasil dari keputusan yang diambil jika tersebut dilaksanakan. Contoh kondisi resiko adalah keputusan untuk membuka warung. Kita tidak tahu dengan pasti apakah warung tersebut akan laris atau tidak. Kita hanya dapat memprediksi berdasarkan perkembangan warung sejenis yang sudah ada sebelumnya. Kondisi resiko adalah kondisi yang paling wajar terjadi dalam pengambilan keputusan.
d. Alat bantu dalam dalam pengambilan keputusan

Pohon keputusan
Pohon keputusan adalah sebuah bagan yang dapat menggambarkan dari tiap-tiap keputusan yang diambil oleh wirausaha, setiap keputusan disusun sedemikian rupa sesuai dengan tingkatan-tingkatan tertentu dari keputusan tersebut, bisa jadi keputusan yang diambil merupakan keputusan yang ditentukan dari urutan yang berupa keputusan umum dan dipecah-pecah menjadi keputusan yang besifat lebih khusus.

Sebagai ilustrasinya adalah pengambilan keputusan oleh seorang mahasiswa fakultas ekonomi tentang jurusan keahlian yang ingin dipilihnya, dalam fakultas ekonomi tersebut terdapat tiga jurusan yang memiliki tiga kemungkinan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang ada, jurusan tersebut adalah Akuntansi, Tata Niaga, dan Administrasi Perkantoran. Setiap jurusan tersebut memberikan kemungkinan lapangan pekerjaan yang berbeda-beda, karena keahlian yang dipelajari juga berbeda-beda. Misalkan jurusan akuntansi, maka kemungkinan yang akan diterima oleh mahasiswa tersebut setelah lulus dari kuliahnya maka dia akan dapat bekerja sebagai akuntan atau bekerja di bidang keuangan sebuah perusahaan, kemudian jurusan tata niaga menawarkan peluang kerja sebagai seorang marketing perusahaan atau menjadi pemilik perusahaan sendiri dalam bidang penjualan, kemudian jurusan administrasi perkantoran memberikan peluang kerja untuk dapat bekerja sebagai sekretaris dalam sebuah perusahaan atau sebagai karyawan bagian administrasi seluruh instansi perusahaan. Jika ketiga jurusan tersebut dibuat menjadi bagan pohon keputusan maka akan membentuk bagan sebagai berikut :

RANGKUMAN
Setiap manusia tentu akan dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan baik itu masalah pribadi atau masalah keluarga atau masalah usaha, masalah pada hakekatnya merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk semakin mendewasakan manusia itu sendiri, hal itu tentunya jika dalam mensikapi suatu masalah dengan cara pandang yang positif, tetapi kebanyakan manusia mensikapi masalah dengan emosional, sehingga tidak dapat menemukan pemecahan masalahnya.
Keputusan yang diambil dalam rangka mensikapi suatu masalah harus dilakukan dengan cara ilmiah dan sistematis, sehingga pada akhirnya setiap masalah yang dihadapi akan memberikan masukan positif dan terkadang menjadi jalan keluar untuk mencapai keberhasilan.
Pengambilan keputusan tidak terlepas dari adanya informasi yang lengkap tentang suatu masalah tersebut, sehingga pencarian pemecahan dapat runtut dan bersifat ilmiah sehingga dalam pengambilan keputusan dapat dipertanggungjawablan.


LATIHAN SOAL-SOAL :
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan menyilang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Pemecahan masalah dan penentuan keputusan adalah sebagai suatu proses pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah. Mulai dari identifikasi, pengumpulan dan penganalisaan data informasi, pemilihan alternatif serta pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang belum memuaskan, pengertian ini dikemukakan oleh . . .
a. Rachmad Kusmidi
b. Herbert A Simon
c. Dr. Sondang, P. Siagian
d. Dr. Ratmini
e. Ariyanto, S.Pd
2. Yang dimaksud dengan masalah adalah . . .
a. kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara rencana dengan pelaksanaannya.
b. deviasi atau penyimpangan dari standar atau dari apa yang dianggap normal.
c. sesuatu yang terjadi masalah karena dipermasalahkan.
d. hambatan yang dihadapi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu dan orang itu tidak langsung mengetahui bagaimana memecahkannya serta berangsur-angsur mengetahui cara pemecahannya dengan menggunakan energi kognitif tertentu.
e. jawaban a, b, c, dan d benar
3. Proses penentuan keputusan yang ditetntukan secara teratur menurut pola yang tersusun rapi menggunakan metode yang baik dan tidak asal-asalan, disebut
dengan . . .
a. sistematis
b. analisis
c. logis
d. masuk akal
e. realita
4. Menurut Herbert A Simon keputusan yang diambil oleh seorang wirausaha yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, disebut keputusan . . .
a. terproram
b. tidak terproram
c. sementara
d. permanen
e. insidental
5. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan seara sistematis adalah sebagai . . .
a. mengidentifikasikan masalah.
b. mencari alternatif pemecahan bagi masalah.
c. memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah.
d. melaksanakan alternatif tersebut.
e mengevaluasi alternatif yang dilaksanakan apakah berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Kondisi yang dihadapi oleh wirausahawan dalam mengambil keputsan adalah kondisi yang sama sekali tidak tahu hasil dari keputusan yang diambilnya, disebut kondisi . . .
a. kepastian sepenuhnya
b. ketidakpastian sepenuhnya
c. resiko
d. keuntungan
e. kerugian
7. Pengambilan keputusan yang berorientasi bahwa sumber dari semua yang baik ada diluar diri mereka sendiri, pengambilan keputusan ini berorientasi pada . . .
a. penerimaan
b. eksploitasi
c. penimbunan
d. pemasaran
e. permintaan
8. Yang termasuk sumber informasi data primer adalah . . .
a. catatan intern perusahaan sendiri.
b. pemerintah.
c. catatan ekstern perusahaan.
d. Biro statistik.
e. data langsung dari konsumen sendiri.
9. Salah satu hal yang dapat membawa bawahannya melaksanakan tugas dengan baik adalah dengan . . .
a. otoriter
b. tekanan
c. motivasi
d. produktivitas
e. kreativitas
10. Seorang pemimpin harus dapat menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan, bakat maupun kondisi fisiknya, hal ini merupakan pengertian dari . . .
a. mutasi kerja
b. the riht man in the right place
c. demokratis
d. sinkronisasi
e. etos kerja